Masjid AR.Fachruddin UMM |
Mengapa aku begitu merindukan tempat itu?
Malang… kota yang pada awalnya tak pernah ku bayangkan akan menjadi begitu penting bagiku.
Tempat itu menjadi saksi metamorfosis yang
kualami. Barangkali begitu drastis, namun aku sungguh mensyukuri.
Kalau ku lihat diriku yang dulu, sungguh malu
rasanya, pada diri sendiri dan terlebih lagi pada-Nya. Pola pemikiran,
penampilan, kepribadian hingga orientasi tujuan, semuanya jauh dari islam dan
iman. Aku hanya bisa mengatakan, perubahan ini adalah kekuasaan Tuhan.
Tentunya, hidayah ini tak serta merta
terjadi. Semua butuh proses, di proses itulah Allah melibatkan lisan dan tangan
mereka untuk membimbingku kepada kebaikan.
Dimulai dari seorang saudari, yang untuk
pertama kalinya mengenalkanku pada lingkaran ini. Ia pula yang memahamkan
padaku tentang makna ukhuwah islamiyah. Aku sungguh terpesona padanya, cantik
luar dalam. Barangkali itu adalah kesan yang bisa ditangkap oleh semua orang.
Yaa Allah, aku ingin bisa sepertinya.
Ada pula sosok qiyadah (pemimpin) yang
bersahaja. Ia cerdas dan tegas. Pribadinya yang down to earth membuat orang
dengan mudah bisa akrab padanya. Tak jarang aku menjadikannya rujukan bila
sedang mengalami kebimbangan. Dalam satu waktu, ia bisa menjadi teman, kakak, sekaligus
guru bagiku.
Kemudian teman-teman seperjuangan yang tak
jemu mengingatkanku, setia mendengar keluh kesahku dan bersedia memahamiku.
Mereka adalah muslimah yang terlebih
dulu menjemput hidayah-Nya. Para aktifis rohis sekolah hingga alumni pondok
pesantren. Pemahaman dan hafalan mereka jauh diatasku. Masyaallah, aku sungguh
kagum pada mereka.
Tak ketinggalan saudara-saudara lainnya
yang hebat dan menghebatkan. Tipe-tipe orang yang kritis, dinamis dan optimis.
Selalu memberikan ide-ide segar dan kreatif. Mengutamakan kepentingan jama’ah (kelompok)
diatas kepentingan pribadi. Orang-orang yang aku yakini kelak akan menjadi
pemimpin tangguh di masa depan.
Ada lagi adik-adik yang mampu memberikan
warna dengan cara mereka. Generasi yang begitu cepat belajar dan beradaptasi.
Ku lihat mereka dengan kerendahan hatinya namun tersimpan kegigihan dalam
rangka perbaikan. Aku bahagia merekalah yang meneruskan perjuangan ini.
Terselip doa untuk kalian, semoga Allah senantiasa menguatkan.
Jadi, mengapa aku begitu
merindukan tempat itu?
Sederhana…
karena aku punya
saudara-saudari yang luar biasa disana.
Titip rindu untuk Malang, untuk semua kisah yang tak mungkin dilupakan.
(dhini iffansyah)
(dhini iffansyah)
sama
BalasHapusaku juga rindu Malang, insyaallah thn depan habis selese kontrak aku nyusul pindah
aku jg rindu masjid AR Fachruddin, rindu sama Lisfa rindu teman2 di Lisfa ^^
sukses yaa emma.... :)
BalasHapussukses juga ya buat dhini ^^ kalo aku nikaah... mudah2an dhini mampir ke malang hehehe
BalasHapusowalah... sudah ada rencana nikah di malang yaa... aamiin.. semoga bisa hadir yaa :)
BalasHapusmasih harapan aja, calonnya belum ada hehe, masih istikharah. tp klo nikah pastinya di malang lah, kan rumahku di sana hehe
BalasHapus