Sabtu, 10 Agustus 2013

Mengapa aku begitu merindukan tempat itu?


Masjid AR.Fachruddin UMM
Mengapa aku begitu merindukan tempat itu?

Malang… kota yang pada awalnya tak pernah ku bayangkan akan menjadi begitu penting bagiku.
Tempat itu menjadi saksi metamorfosis yang kualami. Barangkali begitu drastis, namun aku sungguh mensyukuri.

Kalau ku lihat diriku yang dulu, sungguh malu rasanya, pada diri sendiri dan terlebih lagi pada-Nya. Pola pemikiran, penampilan, kepribadian hingga orientasi tujuan, semuanya jauh dari islam dan iman. Aku hanya bisa mengatakan, perubahan ini adalah kekuasaan Tuhan.

Tentunya, hidayah ini tak serta merta terjadi. Semua butuh proses, di proses itulah Allah melibatkan lisan dan tangan mereka untuk membimbingku kepada kebaikan.

Dimulai dari seorang saudari, yang untuk pertama kalinya mengenalkanku pada lingkaran ini. Ia pula yang memahamkan padaku tentang makna ukhuwah islamiyah. Aku sungguh terpesona padanya, cantik luar dalam. Barangkali itu adalah kesan yang bisa ditangkap oleh semua orang. Yaa Allah, aku ingin bisa sepertinya.

Ada pula sosok qiyadah (pemimpin) yang bersahaja. Ia cerdas dan tegas. Pribadinya yang down to earth  membuat orang dengan mudah bisa akrab padanya. Tak jarang aku menjadikannya rujukan bila sedang mengalami kebimbangan. Dalam satu waktu, ia bisa menjadi teman, kakak, sekaligus guru bagiku.

Kemudian teman-teman seperjuangan yang tak jemu mengingatkanku, setia mendengar keluh kesahku dan bersedia memahamiku. Mereka adalah muslimah yang  terlebih dulu menjemput hidayah-Nya. Para aktifis rohis sekolah hingga alumni pondok pesantren. Pemahaman dan hafalan mereka jauh diatasku. Masyaallah, aku sungguh kagum pada mereka.

Tak ketinggalan saudara-saudara lainnya yang hebat dan menghebatkan. Tipe-tipe orang yang kritis, dinamis dan optimis. Selalu memberikan ide-ide segar dan kreatif. Mengutamakan kepentingan jama’ah (kelompok) diatas kepentingan pribadi. Orang-orang yang aku yakini kelak akan menjadi pemimpin tangguh di masa depan.

Ada lagi adik-adik yang mampu memberikan warna dengan cara mereka. Generasi yang begitu cepat belajar dan beradaptasi. Ku lihat mereka dengan kerendahan hatinya namun tersimpan kegigihan dalam rangka perbaikan. Aku bahagia merekalah yang meneruskan perjuangan ini. Terselip doa untuk kalian, semoga Allah senantiasa menguatkan.

Jadi,  mengapa aku begitu merindukan tempat itu?

Sederhana…
karena aku punya saudara-saudari yang luar biasa disana.

Titip rindu untuk Malang, untuk semua kisah yang tak mungkin dilupakan.

(dhini iffansyah)

5 komentar:

  1. sama
    aku juga rindu Malang, insyaallah thn depan habis selese kontrak aku nyusul pindah

    aku jg rindu masjid AR Fachruddin, rindu sama Lisfa rindu teman2 di Lisfa ^^

    BalasHapus
  2. sukses juga ya buat dhini ^^ kalo aku nikaah... mudah2an dhini mampir ke malang hehehe

    BalasHapus
  3. owalah... sudah ada rencana nikah di malang yaa... aamiin.. semoga bisa hadir yaa :)

    BalasHapus
  4. masih harapan aja, calonnya belum ada hehe, masih istikharah. tp klo nikah pastinya di malang lah, kan rumahku di sana hehe

    BalasHapus

Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari ucapan lidah dan perbuatan tangannya. (HR.Bukhori)