Kamis, 12 September 2013

Bagiku, beginilah Cinta yang seharusnya

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Demi Dzat.. yang jiwaku ada ditanganNya...

Beliau bisa saja memilih profesi yang lebih baik, lebih terpandang dan lebih banyak menghasilkan uang.
Tapi bukan itu yang dicita-citakannya.

Beliau bisa saja tak menghiraukan dakwah ini, hanya mengurusi kepentingan dirinya dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Tapi bukan itu yang membahagiakan jiwanya.

Beliau bisa saja menyatakan sudah lelah, telah berupaya namun kini lebih baik menyerah,  karena bertahun-tahun mencoba tetap tak ada yang berubah.
Tapi bukan itu yang dilakukannya.

Guru Agama dengan status Honorer... itulah profesi yang beliau pilih. Sebuah pekerjaan yang mungkin tidak diperhitungkan oleh sebagian besar orang. Namun bagi beliau pekerjaan itu diimpikan dan diperjuangkan.

Bukan dalam rangka menyesuaikan dengan bakat atau minat pribadi,
sebab beliau bukanlah seorang sarjana pendidikan (S.Pd) maupun seorang sarjana agama (S.Ag), melainkan seorang sarjana komputer (S.Kom) !

Bukan juga karena honor yang bisa diterimanya,
sebab honor itu tentu tak seberapa nilainya apalagi bila dibandingkan dengan banyaknya jumlah jam mengajar yang dibebankan pada beliau.

Lantas mengapa harus Guru Agama? dan mengapa honorer?

Ternyata sederhana... karena dengan menjadi guru agama, beliau bisa lebih banyak berperan dalam kegiatan keislaman di sekolah sekaligus memajukan Rohis yang ada disana. Sedangkan dengan status honorer, beliau bisa tenang dan fokus menguatkan dakwah di satu sekolah, tanpa ada kekhawatiran sewaktu-waktu akan dimutasi ke sekolah lain. Sebuah resiko yang seringkali dialami oleh guru yang berstatus PNS.

Masyaallah...

Cerita ini nyata tanpa rekayasa. Perjuangan seorang muslim dalam menegakan kalimat Tuhannya. Barangkali kecil dihadapan manusia, namun besar dihadapanNya.

Bagaimana dengan kita? Apakah yang sudah kita lakukan dan korbankan demi Agama ini?

Semoga masih ada cukup waktu yang tersisa bagi kita untuk membuktikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.


وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ


Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah & Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, & kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib & yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yg telah kamu kerjakan. (At-Taubah: 105)

2 komentar:

Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari ucapan lidah dan perbuatan tangannya. (HR.Bukhori)