Tak terasa... sudah memasuki 10
hari terakhir bulan Ramadhan. Rasa sedihpun menyelimuti hati Rahadian. Sama
seperti Ramadhan sebelumnya... kali ini pun ia telah disibukkan dengan berbagai
macam agenda dakwah. Meski target amal yaumiyah selama Ramadhan telah
terpenuhi... namun masih terasa ada yang kurang.
"Yaa Rabb... betapa hamba menyadari… ruhiyah ini mulai melemah
akibat dosa-dosa yang hamba lakukan. Ku azamkan dalam diriku untuk beri'tikaf
di masjid di penghujung Bulan Ramadhan-Mu yang mulia..... mudahkanlah hamba dalam
menunaikan sunnah rasul-Mu.. Ya Allah... sungguh hamba rindu dan ingin
mendekatkan diri pada-Mu.."
Begitulah suara hati seorang mukmin bernama Rahadian.
Rahadian berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menunaikan niatnya. Setelah shalat Subuh
ia pun memulai i’tikaf di Masjid Jami’ Darussalam. Ia menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi, mengkaji Al Qur’an serta mengkaji hadits.
Duhai indahnya saat-saat itu…… wajahnya yang teduh
mencerminkan ketenangan jiwa yang ia rasakan. Tiada rasa lelah maupun jenuh.
Inilah yang terjadi kala cinta memberi makna yang sesungguhnya.
Hemmm… Cinta…..?
Tiba-tiba Rahadian teringat dengan para ikhwan binaannya.
Rasanya sudah begitu lama dia tidak bertemu dengan mereka. Halaqoh yang
biasanya rutin diagendakan setiap pekan, kali ini memang sengaja di
non-aktifkan agar masing-masing dapat berkonsentrasi menyempurnakan amal
ibadahnya di Bulan Ramadhan.
**
Akhirnya di malam i’tikaf yang terakhir… Rahadian tak
sanggup menahan air matanya untuk melepas kepergian Ramadhan.
Disisi lain, Rahadian pun merasakan kekhawatiran yang
teramat sangat akan dirinya…..
“Yaa Allah… Rabb Semesta Alam… Sungguh Engkau telah
berjanji memberikan pahala dan tempat terpuji bagi orang-orang yang Engkau Ridhoi…
Yaa Allah… hamba tahu bahwa janji-Mu pasti benar dan akan
ditepati…
Tunjukkanlah pada hamba yaa Allah… sedikit bukti
kebesaran-Mu… agar semakin bertambah iman dalam diriku… untuk selalu istiqomah
di jalan dakwah-Mu…”
**
Sesaat Rahadian berada disuatu tempat yang asing. Tempat
itu belum pernah ia datangi sebelumnya. Sambil menerka-nerka.. Rahadian terus
berjalan menelusuri tempat itu yang semakin lama semakin terang dan sinarnya
pun terasa berbeda… begitu indah dan menghangatkan jiwa.
Kemudian datang seorang laki-laki berpakaian serba putih
yang menyambutnya dengan salam serta senyum paling bersahabat yang pernah ia
lihat.
“Tahukah kau dimanakah kita saat ini akhi..?” Rahadian
memberanikan diri untuk bertanya.
“Inilah tempat, dimana tidak ada lagi kesedihan,
kesulitan, maupun keletihan.”
“Adakah orang yang ku kenal berada disini saat ini..?”
“Tentu, mari ku ajak kau berkeliling…..”
Rahadian menebarkan pandangan ke segala arah. Tak lama…
ia melihat sosok akhi Rizal. Salah seorang adik binaan Rahadian yang selalu
rajin menghadiri halaqoh serta baik akhlaknya.
Kedua laki-laki itu saling menatap dengan penuh rasa
syukur… menangis dalam rangkulan satu sama lain.
“Subhanallah…
Subhanallah… Subhanallah… Inilah janji Allah, akhi… inilah janji-Nya yang
selalu kita kaji bersama…..” Rahadian berbisik kepada saudaranya sambil terus
terisak.
**
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu
alla ilaha illallah, Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah Hayya 'alash sholah Hayya
'alash sholah
Hayya
'alal falah Hayya 'alal falah
Ashsalatu
khairum minan naum Ashsalatu khairum minan naum
Allahu
Akbar, Allahu Akbar
Lailaha
ilallah
Rahadian terbangun oleh kumandang adzan shalat Subuh. Ia
bergegas bangkit dan mengambil air wudhu. Alhamdulillah… hari yang begitu
cerah… udara yang begitu sejuk. Secerah hati dan sesejuk perasaan Rahadian pada
waktu itu.
Betapa Allah Maha Mendengar dan Maha Menjawab segala
Permohonan….
**
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar
La ilaha illallah wallahu akbar
Allahu akbar wa lillah ilhamd
Takbir
kemenangan mengiringi langkah kaki Rahadian menuju lapangan untuk mendirikan
shalat Id. Begitu banyak orang yang berkumpul disana. Namun ada satu orang yang
begitu ingin ditemuinya di hari istimewa ini yaitu Akhi Rizal.
Selepas shalat Id… dalam hiruk pikuk keramaian
orang-orang yang beranjak pergi meninggalkan lapangan... Allah memperkenan mereka untuk bertemu…
“Assalaamu’alaykum akhi…” Rahadian memberi salam terlebih
dahulu
“Wa’alaykumussalaam waromatullohi wabarokatuh” Akhi Rizal
pun menjawab dengan sempurna
“Taqoballahu Minna wa
Minkum….”
“Selamat hari raya ya akh,
maafin semua kesalahan ane…”
“Iya akh, ane juga mohon
maaf kalau selama berinteraksi dengan antum ada kata maupun perbuatan yang
tidak berkenan”
“Insyaallah tidak ada
akhi….. justru antum selalu sabar dalam membimbing dan mengingatkan ane.
Kemarin malam ane sampe mimpiin antum akh….. ane bahagia sekali… rasanya
seperti nyata. ”
Rahadian tersentak dengan
pernyataan Akhi Rizal. Ekspresi Rahadian
yang berubah drastis langsung ditangkap oleh Rizal.
“Ada apa akh….? Ada yang
salah…?”
Rahadian menggelengkan
kepala dengan segera dan memeluk binaannya.
“Tidak ada yang salah akhi… hanya saja ana bermimpi hal yang sama seperti antum….. semoga Allah senantiasa menguatkan kita di jalan ini dan mempersaudarakan kita di dunia dan di akhirat. ”
Akhi Rizal seperti kehabisan
kata mendengar kalimat yang terucap dari Murobbinya. Air mata itupun kembali
menetes… mewakili semua rasa takjub, haru, dan bahagia yang ia rasakan di hari
istimewa yang penuh dengan kemenangan.
"Nikmat
yang paling berharga selepas nikmat iman dan islam, adalah memiliki sahabat yang shalih.
Jika kamu mendapati kewujudan kasih sayang antara kamu dengannya maka peganglah
dia bersungguh-sungguh"
-Umar bin Khattab-
Jadi... siapa bilang ukhuwah itu indah??
tentu saja kata mereka yang mendapati itu dalam
hidupnya.......... :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari ucapan lidah dan perbuatan tangannya. (HR.Bukhori)