Senin, 08 September 2014

Istiqomah

Dulu almarhum papa pernah bilang, "Jadi ranking 1 itu mudah, yang sulit itu mempertahankannya."

Yap, menurutku memang ada benarnya.

Terlebih dalam soal ibadah.

Pagi ini baru dapat pesan dari admin grup ODOJ. Soal indeks prestasi grup (IPG) secara keseluruhan untuk grup akhawat (perempuan).

Hasilnya......

IPG grup kami turun.

Heem, ternyata memang sulit ya untuk istiqomah. Dalam hal ini komitmen untuk selalu tilawah/tarjim/tasmi satu hari satu juz.

Memang selalu ada saja alasannya. Kesibukan, lupa laporan, handphone kehabisan baterai, mati lampu dst..dst...

Namun tetap saja ada kesedihan ketika kita gagal untuk istiqomah. Sebab itu artinya kita gagal dalam mempertahankan kebiasan baik dalam diri kita. Sedangkan bila kita tidak disibukan dengan kebiasaan baik maka secara otomatis kita pasti sedang disibukan dengan hal-hal yang kurang baik bahkan tidak bermanfaat.

Melihat raport ODOJ sudah seperti ini... bagaimana dengan raport lainnya???

Apakah juga sudah turun?

Kelak bagaimanakah ekspresi kita ketika menerima raport amal selama hidup di dunia. Berseri-serikah? Atau justru bermuram durja.....

Masih ada kesempatan untuk memperbaiki raport kita...
Masih ada waktu untuk belajar mencapai istiqomah.

(dhini iffansyah)

Jumat, 05 September 2014

Jilboobs Juga Manusia

>> Ini hanya tulisan dari seorang miskin ilmu..... mohon maaf bila banyak kekurangan bahkan kesalahan.

Belakangan banyak orang yang membahas soal jilboobs. Jujur, saya sebenarnya enggan menulis soal isu ini tapi rasanya hati malah semakin sesak membaca opini-opini yang berseliweran tentang mereka. :'(

Saya sama sekali tidak bermaksud membenarkan "style jilbab" mereka.




Namun tindakan meng-upload foto-foto pribadi mereka tanpa izin, kemudian diberi ucapan "selamat" telah dinobatkan sebagai jilboobs lantas mengundang komentar-komentar merendahkan dari orang lain, apakah itu tindakan bijak? Saya rasa tidak.

Merendahkan mereka....
menertawakan dengan maksud menghina....
menegur dengan maksud menjatuhkan....

Saya khawatir, terbesit kesombongan saat kata-kata itu diucapkan. Merasa diri lebih baik dari mereka, merasa derajat diri lebih tinggi dan mulia, atau merasa Allah lebih mencintai diri ini dibanding mereka.
Benarkah prasangka itu?

Sedangkan kehidupan masih terus berlanjut... hari akhirat pun masih berada di depan. Boleh jadi orang-orang yang kita hina dan rendahkan itu kelak mendapat istana yang megah di surga. Wallahua'lam.

"Yaah, niatnya kan baik... mengingatkan mereka agar mereka sadar dan mau mengenakan jilbab sesuai syari'at."

Bila memang demikian... sungguh mulia niat itu. Namun bukankah setiap niat baik itu harus dilakukan dengan cara yang baik pula? Agar disempurnakan-Nya pahala terbaik bagi kita.

Sebagai sesama muslim kita memang wajib saling mengingatkan. Yakni mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Pertanyaannya... apakah cara mengingatkan itu sudah cara yang benar dan sabar?
Apakah itu berasal dari ketulusan hati berukhuwah islamiyah, atau sekedar arogansi menghakimi mereka?

Bukankah mereka itu saudari muslimah yang kehormatannya wajib kita jaga?

Bukankah muslim itu adalah orang islam yang orang islam lainnya selamat dari ucapan lidah dan perbuatan tangannya...?

Bagaimanapun mereka adalah muslimah....
Mereka perempuan yang perasaannya sensitif.

Saya yakin diantara mereka ada yang sakit hati, marah dan malu ketika foto-foto itu beredar dan diberi komentar semacam itu.

Betapa sampai hati orang-orang yang menganggap remeh perkataan mereka, sementara kata-kata itu ibarat pedang yang menyayat bahkan menusuk hati saudaranya.

Lalu bagaimana pula bila keluarga para muslimah itu melihatnya?

Menyaksikan foto anak perempuan kebanggaan mereka dihina di media.

Membaca komentar tentang adik perempuan kesayangannya yang direndahkan para lelaki tak dikenal.

Yaa Rabb... mungkin saja sudah berkali-kali air mata seorang ibu tumpah karena memikirkan kehormatan anak perempuannya.

Kita tak pernah tahu cerita dibalik itu semua, karena kita tak mengenal mereka. Namun meski demikian, tak menghentikan lisan dan tangan itu terus menyakiti mereka..... astaghfirullah :'(

Bagaimana bila mereka itu ibu, saudari, istri, atau anak perempuan kandungmu sendiri?

Akankah diri ini tega memperlakukan mereka seperti itu?

Akankah kata-kata merendahkan yang akan keluar dari lisanmu?

Astaghfirullah... astaghfirullah... astaghfirullahal'adzim...

Saya pun ingin seluruh muslimah dapat mengenakan jilbabnya dengan sempurna. Semoga Allah berkenan memberikan hidayahnya pada kita. Menunjukan cara terbaik untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Yaa Rabbana...
Ampuni segala dosa hamba dan seluruh muslimin dan muslimat di dunia...
Ampuni ketidaktahuan dan kekhilafan kami...
Ampuni lisan dan perbuatan lancang kami...
Dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Aamiin.

(dhini iffansyah)

Rabu, 03 September 2014

Ibadah to Jannah

Ibadah itu memang "membosankan" bila hanya dijadikan rutinitas belaka.
Hadirkan hati kita dalam menjalaninya, agar bertambah cinta & ketaatan kepada Sang Pencipta.
Tuhan memerintahkan kita beribadah bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk kebaikan diri kita.
Sebab walau tiada seorangpun beribadah mengagungkan nama-Nya, itu tak akan mengurangi kemuliaan Allah tabaraka wa ta'ala.
Sedang hanya dengan beriman dan beribadah lah, manusia dapat berupaya menentukan derajatnya di dunia hingga posisinya kelak di akhirat.
Beribadah dengan penuh kesungguhan, bukan ala kadarnya.. bukan pula dikerjakan disisa waktu kita.
Karena Allah sama sekali tidak memerlukan amal ibadah kita. Manusia lah yang butuh untuk beribadah kepada-Nya, butuh cahaya-Nya. Cahaya di atas cahaya... yang mampu menerangi jalan hidup manusia hingga ke surga.

(dhini iffansyah)